Strategi Mengembangkan Potensi Diri pada Anak

"Agar dapat meraih kesuksesan di masa yang akan datang, hendaknya guru dan orang tua lebih peka terhadap potensi yang dimiliki oleh anak."

*)Rulin Dwi Wahyuningsih

Potensi diri merupakan kapasitas individu yang masih terpendam dalam diri seseorang dan belum dinyatakan dalam aksi atau perilaku nyata secara maksimal. Potensi diri dapat juga dikatakan sebagai keahlian yang dimiliki manusia yang sudah ada dalam dirinya dan menanti untuk diwujudkan menjadi peranan sesungguhnya dalam kehidupan seseorang.

Menurut Howard Gardner, pakar psikologi dari Universitas Harvard, ada delapan tipe kecerdasan atau potensi diri pada manusia yaitu naturalis, linguistik, logika, musikal, spasial/ visual, kinestetik, interpersonal, dan intrapersonal. Akan tetapi pada kenyataannya, kebanyakan tes kecerdasan hanya difokuskan pada linguistik dan logika.

Secara umum, sekolah-sekolah formal juga lebih berkonsentrasi pada dua tipe kecerdasan tersebut. Kemampuan linguistik yaitu membaca, menulis, dan berkomunikasi serta kemampuan logika yaitu menghitung dan menalar masih menjadi titik fokus yang paling utama. Kecerdasan atau potensi diri yang lain kurang mendapatkan porsi perhatian dan itu sepertinya tidak adil pada anak-anak. Nilai pelajaran olahraga, seni, atau keterampilan yang bagus masih kalah pamor dengan nilai pelajaran bahasa, matematika, atau sains.

Agar dapat meraih kesuksesan di masa yang akan datang, hendaknya guru dan orang tua lebih peka terhadap potensi yang dimiliki oleh anak. Tugas orang tua dan guru pada dasarnya hanyalah sebagai fasilitator yang membantu anak-anak menemukan bakat mereka sendiri dan kemudian belajar mengembangkannya dengan baik.

Anak-anak dengan tipe kecerdasan naturalis biasanya lebih peka terhadap lingkungan alam di sekitarnya, misalnya suka bercocok-tanam, penyayang binatang, dan menyukai wisata alam. Untuk mengembangkan bakatnya, orang tua bisa mengajak anak untuk berwisata misalnya ke kebun binatang, pantai, atau wisata alam lainnya agar anak bisa mengamati dan lebih mengenal alam. Orang tua bisa juga mengajak anak untuk bercocok tanam di sekitar rumah, misalnya menanam sayur atau tanaman hias atau merawat hewan peliharaan.

Anak-anak dengan kemampuan membaca, menulis, dan berbicara yang baik adalah anak yang memiliki tipe kecerdasan linguistik. Anak-anak dengan tipe ini lebih mudah memahami teks dan mampu bercerita atau mendongeng dengan baik. Orangtua dan guru hendaknya memfasilitasi anak-anak dengan tipe kecerdasan linguistik dengan bahan bacaan yang beragam dan memberikan kesempatan kepada anak agar dapat menuangkan idenya dalam bentuk tulisan atau disampaikan secara lisan misalnya dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk berpidato, mendongeng, atau bercerita.

Kecerdasan logika merupakan tipe kecerdasan yang sepertinya menduduki tempat teratas dan paling diperhitungkan di sekolah-sekolah umum. Anak-anak dengan tipe kecerdasan ini mampu mengingat rumus dan menghitung dengan baik. Mereka menyukai kegiatan berhitung dan dengan mudah memahami konsep penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Anak-anak dengan kecerdasan logika lebih mudah diberikan pengertian dan penjelasan dengan logika. Anak-anak dengan tipe kecerdasan logika berperilaku dengan mengambil kesimpulan dari kejadian sehari-hari.

Kecerdasan kinestetik dipelajari oleh anak-anak secara natural melalui kegiatan mereka sehari-hari misalnya bermain layang-layang, berlari, bersepeda, memanjat pohon, atau aktivitas lainnya. Anak-anak dengan kecerdasan kinestetik yang menonjol biasanya memiliki stamina tubuh yang kuat. Guru dan orang tua dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik anak-anak ini sesuai minat mereka misalnya dalam bidang olahraga, menari, dan sebagainya.

Anak yang sering memukul-mukul meja di dalam kelas sambil bernyanyi-nyanyi kecil sering dianggap sebagai pengganggu, padahal anak tersebut mungkin memiliki tipe kecerdasan musikal yang belum tersalurkan menjadi aksi nyata. Dalam hal ini guru berkewajiban mengarahkan anak tersebut agar bakat yang ada di dalam dirinya dapat berkembang baik dan berguna dalam kehidupannya kelak. Guru atau orangtua bisa mengarahkan anak tersebut untuk bergabung di kelas musik atau mengikuti ekstrakurikuler yang berhubungan dengan seni musik, misalnya drumb band.

Ciri-ciri anak-anak yang memiliki kecerdasan visual-spasial (imajinasi) adalah mereka sering menghabiskan waktu luangnya dengan menggambar dan melukis, senang bermain puzzle, suka melihat peta, mengamati gambar dan foto, serta aktivitas visual lainnya. Keistimewaan dari anak yang memiliki tipe kecerdasan ini adalah terletak pada kemampuan berpikir, memahami, dan menerjemahkan pikiran (imajinasi) ke dalam bentuk visual.

Aktivitas menggambar dan melukis akan menjadi hal yang menyenangkan. Orangtua atau guru dapat mengajarkan berbagai teknik menggambar atau melukis. Mengajak anak untuk membuat kerajinan tangan atau bermain konstruksi juga dapat mengembangkan kreativitasnya.

Tipe kecerdasan berikutnya adalah kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. jenis kemampuan ini lazim dimiliki oleh penjual, motivator, dan negosiator. Kecerdasan intrapersonal atau kecerdasan introspektif merupakan kemampuan untuk memiliki wawasan, mengetahui jati diri. Jenis kemampuan ini yang melahirkan intuisi yang luar biasa (Dryden and Vos, 2003:123).

Ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan interpersonal yaitu mudah mendapat teman, tidak pemalu, senang berada di sekitar orang-orang, rasa ingin tahu yang dalam terhadap orang lain, mendahului dalam mengajak berbicara orang yang baru dikenal, berbagi mainan dan makanan pada anak lain, dan mau menunggu giliran dalam bermain (Meliala, 2004:77.)

Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal cenderung menjadi seorang pemikir. Ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan bertanggung jawab terhadap kewajibannya. Anak dengan tipe ini dapat mengambilkeputusan atas dirinya serta dapat menetapkan tujuan dan membuat visi untuk masa depannya.

Dr. Gardner menyebutkan bahwa kecerdasan-kecerdasan tersebut tidak beroperasi secara sendiri-sendiri. Kecerdasan-kecerdasan tersebut dapat digunakan pada satu waktu yang bersamaan dan cenderung melengkapi satu sama lain saat seseorang mengembangkan kemampuannya atau memecahkan permasalahan (Prasetyo dan Andriani, 2009: 4).

Potensi diri memang dapat berkembang melalui bakat yang sudah dibawa dari lahir, tetapi potensi ini juga bisa dikembangkan melalui usaha belajar dan kerja keras. Kerja sama yang baik antara anak, guru, dan orangtua dapat membantu anak mewujudkan masa depan anak yang cemerlang.

Daftar Pustaka

Dryden, Gordon dan Dr. Jeannette Vos. 2003. Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution). Bandung: Kaifa.
Meliala, Andyda. 2004. Anak Ajaib: Temukan dan Kembangkan Keajaiban Anak Melalui Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Prasetyo, Reza J.J dan Yeny Andriani. 2009. Multiply Your Multiple Intelligences. Yogyakarta: Penerbit Andi.

*)Penulis adalah alumnus Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya tahun 2003 yang lahir di Ngawi dan kini menjadi guru (PNS) di MTs Negeri 1 Sampang.

Share:

Berita lainnya

Unesa Juara Umum Pomprov III Jatim

ikaunesa.id – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tampil sebagai juara umum dengan meraih 162 medali, dengan rincian 69 medali emas, 49 medali perak dan 53 medali perunggu. Torehan ini melebihi perolehan medali di Pomprov II Jatim 2023 lalu di Jember yang hanya mengoleksi 100 medali dengan rincian 41 emas, 32 perak

Talkshow IKA Unesa: Akses Pendidikan, Industrialisasi dan Pemberantasan Korupsi jadi Solusi

IKAUNESA.ID,- SURABAYA—Masa depan Indonesia yang tergambar dalam visi Indonesia Emas 2045 sangat ditentukan kualitas manusianya. Kualitas manusia ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Karena itu, akses dan kualitas pendidikan harus benar-benar diperhatikan. Setelah anak-anak bangsa berproses melalui pendidikan, maka selanjutnya adalah perlu industrialisasi untuk menyerap sumber daya dan kompetensi yang dihasilkan. Di

Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur 60213

© 2025 All Rights Reserved.

Scroll to Top