Perjuangan Nur Hidayati, Anak Buruh Tani yang Jadi Lulusan Terbaik Fisipol Unesa

“Dari papan catur, saya belajar strategi, kesabaran, dan keberanian mengambil Langkah.” Nur Hidayati S R
Nur Hidayati Septi Rofiko alumni Fisipol Unesa peraih wisudawan terbaik.

IKAUNESA.ID (Surabaya) – Nur Hidayati Septi Rofiko, atau biasa dipanggil Septi menorehkan prestasi gemilang pada Wisuda Periode ke-116 Universitas Negeri Surabaya. Lulusan Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) itu menjadi Wisudawan Terbaik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) dengan IPK 3,89 predikat pujian.

Bagi Septi, pencapaian itu bukanlah akhir, tapi menjadi babak baru perjalanan yang sudah dijalani dengan penuh peluh dan doa. Lahir dari keluarga sederhana dari ayah yang hanya buruh tani dan ibu seorang ibu rumah tangga, tak membuat Septi patah semangat. Justru dari kondisi itulah, ia belajar arti kesabaran dan konsistensi.

Selain bidang akademik, Septi juga meninggalkan jejak prestasi di luar akademik. Di antaranya, ia pernah meraih Juara II Lomba Poster pada ajang Civic Education Fair (CEF) 2022. Selain itu, kecintaannya pada dunia catur membawanya aktif mengajar di ekstrakurikuler sekolah maupun les privat. “Dari papan catur, saya belajar strategi, kesabaran, dan keberanian mengambil langkah,” ujarnya mengenai kecintaannya dengan olahraga catur.

Dalam tugas akhirnya, Septi menulis skripsi yang meneliti tentang partisipasi perempuan sebagai Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) dalam Pemilu 2024 di Kecamatan Ngoro. Judul skripsinya, “Partisipasi Warga Negara: Studi Motivasi Anggota PTPS Perempuan Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang pada Pemilu 2024”.

Skripsi itu lahir dari pengalaman pribadi Septi saat terjun langsung sebagai pengawas TPS. Dari sana, ia menyaksikan bagaimana perempuan tak sekadar hadir, tapi juga memberi kontribusi nyata dalam mengawal jalannya demokrasi. “Bagi saya, partisipasi itu bukan hanya soal hadir menjalankan tugas, tapi juga cermin tanggung jawab dan keberanian perempuan dalam memperkuat demokrasi lokal,” tuturnya yang mengaku sudah sejak semester enam, menekuni tema skripsi itu.

Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan kuliahnya adalah ketika lolos seleksi PKM Riset Sosial Humaniora (PKM-Rsh). Ia dan tim meneliti tentang desa ekowisata dan tari Seblang di Banyuwangi. Sebagai ketua kelompok, Septi memimpin perjalanan penuh tantangan dalam penelitian itu. “Saya ingat waktu itu hampir ketinggalan kereta saat pulang,” kenangnya sambil tertawa kecil.

Di Banyuwangi, ia dan tim berhasil mewawancarai tokoh adat Desa Olehsari hingga pejabat lokal. Meskipun proposal mereka akhirnya tidak lolos pendanaan Belmawa, pengalaman itu menjadi modal berharga. “Saya belajar bahwa nilai tertinggi bukan di hasil, tapi di proses yang kita jalani,” ungkapnya.

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Septi dulunya seorang yang penakut dan pemalu. Namun, organisasi mengubah dirinya. Melalui Ikatan Mahasiswa Jombang (IMJ) Unesa, Civic Study Club (CSC), hingga Percasi Kabupaten Jombang, ia belajar tampil, memimpin, dan berani mengambil keputusan. “Hidup selalu menuntut kita keluar dari zona nyaman. Justru dari tantangan itu, kita menemukan versi terbaik diri kita,” tandasnya.

Ia mengaku tidak memiliki rahasia menjadi wisudawan terbaik. Ia hanya berupaya konsisten menjalani segala hal baik di perkuliahan maupun organisasi. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya setia pada proses. “Harus berani jatuh, bangkit, dan melanjutkan langkah,” tegasnya.

Seperti papan catur yang selalu menyimpan berbagai kemungkinan, hidup juga menuntut strategi. Septi memilih jalannya: melangkah dengan doa, konsistensi, dan keberanian. Dari tanah sawah di Ngoro, ia naik ke podium wisuda, meninggalkan pesan sederhana tapi kuat: setiap orang, dari latar apa pun, bisa menulis kisah kemenangannya sendiri. @sindy

Share:

Berita lainnya

Unesa Juara Umum Pomprov III Jatim

ikaunesa.id – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tampil sebagai juara umum dengan meraih 162 medali, dengan rincian 69 medali emas, 49 medali perak dan 53 medali perunggu. Torehan ini melebihi perolehan medali di Pomprov II Jatim 2023 lalu di Jember yang hanya mengoleksi 100 medali dengan rincian 41 emas, 32 perak

Talkshow IKA Unesa: Akses Pendidikan, Industrialisasi dan Pemberantasan Korupsi jadi Solusi

IKAUNESA.ID,- SURABAYA—Masa depan Indonesia yang tergambar dalam visi Indonesia Emas 2045 sangat ditentukan kualitas manusianya. Kualitas manusia ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Karena itu, akses dan kualitas pendidikan harus benar-benar diperhatikan. Setelah anak-anak bangsa berproses melalui pendidikan, maka selanjutnya adalah perlu industrialisasi untuk menyerap sumber daya dan kompetensi yang dihasilkan. Di

Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur 60213

© 2025 All Rights Reserved.

Scroll to Top