Cerita Alumni Unesa Jadi Rektor UNUSIDA, Saat Kuliah Aktif Riset dan Berorganisasi

“Ternyata dari ridho dan doa orang tua itu, saya bisa melampaui harapan orang tua, bisa menjadi dosen, gurunya guru,” ungkapnya.
Dr. Drs. H. Fatkul Anam, M.Si saat menerima penghargaan gold winner anugerah Diktiristek 2023.

Dr Drs H. Fatkul Anam, M.Si. Demikian nama lengkap alumnus Unesa program studi pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tahun 1991 itu. Kini, pria kelahiran Nganjuk yang akarab disapa Anam itu menjadi Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) untuk periode kedua.

Tahun 1986, Anam mendaftar dan diterima masuk di IKIP Surabaya Prodi S-1 Pendidikan Matematika. Ia mengaku perlu waktu satu tahun untuk beradaptasi hingga mendapatkan kemantapan hati menjalani perkuliahan di bidang keguruan.

Satu semester masa pencarian jati diri, IPK Anam sempat terpuruk. Pelan-pelan, setelah menemukan kemantapan hati, ia mulai memperbaiki akademiknya. Berangsur-angsur IPK-nya menjad lebih baik. Dan, bahkan ia berhasil mendapatkan beasiswa Supersemar selama 2 tahun.

Selama berkuliah, Anam tidak hanya rajin mengikuti pembelajaran, tapi juga aktif di berbagai organisasi, seperti HMJ Fisika dan Sekretaris DPM FPMIPA. Kala itu, masih terdapat kurikulum prodi mewadahi dua jalur, yakni jalur skripsi/tesis dan jalur kuliah. Mahasiswa yang boleh mengambil jalur skripsi hanya yang memiliki Indeks Prestasi (IP) tinggi diatas 3. Saat itu, pengambil jalur skripsi jika lulus boleh langsung menjadi dosen.

Sebagai aktivis organisasi, ia pun lantang meneriakkan ketidakadilan. Termasuk, ketika mencuat persoalan sumbangan dana sosial berhadiah (SDSB) yang sedang menjangkiti masyarakat. Bersama dengan teman-teman aktivis mahasiswa, ia ikut demo mendorong SDSB ditutup. “Demo itu menjadi pengalaman tak terlupakan hingga saat ini,” kenangnya.

Karier Cemerlang hingga Jadi Rektor

Mendapatkan Unesa Award kategori Tokoh Pendidikan tahun 2024

Kariernya sebagai dosen juga cemerlang. Baru setahun menjadi dosen (1991), ia diangkat menjadi ketua laboratorium Prodi Matematika UWK tahun 1992. Selanjutnya, tahun 1993, ia ditugaskan studi lanjut S-2 di UGM prodi Matematika murni.

Sejak menjadi mahasiswa S-1, Anam sudah fokus riset di bidang pendidikan dan matematika. Pada 2009, ia juga telah banyak menangani pendidikan di bawah lingkungan NU Sidoarjo. Bahkan, ia didapuk menjadi ketua Lembaga Ma’arif Sidoarjo yang membawahi 300 sekolah Ma’arif.

“Dari sana, waktu S-3 saya memutuskan mengambil prodi manajemen pendidikan dan riset saya berkembang ke arah manajemen pendidikan, Islam, dan inovasinya” ujarnya.

Setelah lulus S-3, pada 2011 Anam diberikan amanah mendirikan UNU Sidoarjo. Hanya butuh waktu tiga tahun, pada 2014 surat izin pendirian UNU Sidaorjo berhasil diselesaikan. Dia pun diangkat sebagai rektor pertama UNU Sidoarjo.

Anam mengakui, pengalaman organisasi semasa kuliah menjadi bekal penting dalam perjalanan kariernya. Tak pelak, berbagai jabatan pun diamanahkan kepadanya. Di antaranya, Ketua LP Maarif NU Sidoarjo (2006-2016), Ketua Ikatan Dosen RI (IDRI) Provinsi Jawa Timur (2018-2023).

Selain itu, ia juga didapuk sebagai Ketua IKA UM (Wilayah Surabaya, dan Sidoarjo) (2018-sekarang), Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jawa Timur (2016-2021, 2021-2026), Penasihat Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia DPD Jawa Timur (2017-2022, 2023-2018), dan Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU).

Pengalaman selama 12 tahun di Universitas Wijaya Kusuma membantunya ketika mendapatkan amanah sebagai Rektor UNU Sidoarjo. Meski harus memulai pendirian dan pengembangan universitas dari nol, Anam tak patah semangat. Terbukti, kini UNU Sidoarjo berkembang pesat dan memiliki 3000-an lebih mahasiswa.

Selain itu, UNU Sidoarjo juga telah menorehkan berbagai prestasi, di antaranya meraih akreditasi baik sekali meskipun baru 9 tahun didirikan, menduduki peringkat 8 SPI dari 278 perguruan tinggi NU, menjadi 20 perguruan tinggi terbaik di bawah perkumpulan NU, peringkat 171 simkatmawa dari 4600 perguruan tinggi negeri swasta di Indonesia, mendapat gold winner anugerah Diktiristek dan berbagai prestasi lain baik nasional maupun internasional.

Sebagai individu, Anam juga mendapat sejumlah penghargaan atas kiprahnya. Di antaranya, penghargaan Ing Ngarso Sung Tulodho dari Pimpinan Pusat Ma’arif NU Jakarta pada tahun 2008, Penghargaan Ing Ngarso Sung Tulodho dari Badan Musyawarah Perguruan Swasta Pusat Jakarta pada tahun 2009, dosen berprestasi dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada tahun 2010, Person of The Year 2023 dari Jawa Pos Radar Sidoarjo, dan Unesa Award kategori Tokoh Pendidikan tahun 2024. (*)

Penulis: Azhar Adi Mas’udi (alumni sastra indonesia, FBS)
Editor: Basyir Aidi

Share:

Berita lainnya

Unesa Juara Umum Pomprov III Jatim

ikaunesa.id – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tampil sebagai juara umum dengan meraih 162 medali, dengan rincian 69 medali emas, 49 medali perak dan 53 medali perunggu. Torehan ini melebihi perolehan medali di Pomprov II Jatim 2023 lalu di Jember yang hanya mengoleksi 100 medali dengan rincian 41 emas, 32 perak

Talkshow IKA Unesa: Akses Pendidikan, Industrialisasi dan Pemberantasan Korupsi jadi Solusi

IKAUNESA.ID,- SURABAYA—Masa depan Indonesia yang tergambar dalam visi Indonesia Emas 2045 sangat ditentukan kualitas manusianya. Kualitas manusia ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Karena itu, akses dan kualitas pendidikan harus benar-benar diperhatikan. Setelah anak-anak bangsa berproses melalui pendidikan, maka selanjutnya adalah perlu industrialisasi untuk menyerap sumber daya dan kompetensi yang dihasilkan. Di

Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur 60213

© 2025 All Rights Reserved.

Scroll to Top